TSr6TSY9GSY6TfziBUz7GSMpTY==

Slider

Bandung Raya Siap Sambut 500 Unit BRT, Solusi Baru untuk Kemacetan

 


Bandung Raya Siap Sambut 500 Unit BRT, Solusi Baru untuk Kemacetan

Proyek besar Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya akan segera menjadi kenyataan. Mulai Januari 2025, tahap sosialisasi kepada masyarakat akan dimulai, memperkenalkan rencana ambisius ini yang bertujuan mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah Bandung Raya. Program ini bukan hanya tentang transportasi, tetapi juga transformasi infrastruktur kota, menciptakan sistem transportasi umum yang lebih efisien, modern, dan ramah lingkungan.

500 Unit BRT untuk Bandung Raya

Dalam rapat koordinasi terbaru, Ade Afriandi, Plh. Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, mengumumkan bahwa akan ada 500 unit BRT yang siap melayani penumpang di berbagai rute. Proyek ini diproyeksikan untuk menyelesaikan seluruh infrastrukturnya pada tahun 2027. “Mulai 2025, publik akan melihat pergerakan nyata dari proyek ini. Tahun 2027, infrastruktur lengkap dan BRT siap beroperasi,” ujar Ade.

Proyek ini didukung oleh dana hibah Rp1,2 triliun dari pemerintah pusat dan Bank Dunia, yang akan digunakan untuk pengadaan armada serta pembangunan infrastruktur pendukung seperti halte, depo, dan terminal.

Rute Strategis untuk Memaksimalkan Layanan

BRT Bandung Raya akan melayani 21 koridor yang mencakup wilayah strategis di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, hingga Kabupaten Sumedang. “Mulai dari Padalarang sampai Jatinangor, serta dari batas Dago hingga Soreang,” jelas Ade. Rute-rute ini dirancang untuk menjangkau kawasan padat penduduk dan area yang sering mengalami kemacetan, menjadi solusi bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada angkutan pribadi atau angkot.

Integrasi dengan Infrastruktur Eksisting

BRT Bandung Raya akan memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada tanpa perlu membangun jalan baru. “Nantinya, BRT akan melintasi jalur-jalur eksisting yang ada di Kota Bandung, dengan rekayasa lalu lintas di persimpangan-persimpangan penting,” tambah Ade. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan gangguan selama proses pembangunan, sekaligus mempercepat implementasi sistem.

Selain itu, untuk menghindari tumpang tindih dengan angkutan kota (angkot) yang sudah ada, Dishub Jawa Barat akan melakukan rekayasa jalur sehingga BRT dan angkot dapat saling mendukung. Jalur angkot yang bersinggungan hingga 80% dengan rute BRT akan direkayasa agar lebih efisien.

Fokus pada Infrastruktur dan Energi Terbarukan

Pembangunan infrastruktur pendukung seperti halte, terminal, pedestrian, dan depo akan dimulai pada Januari 2025 melalui proses lelang yang mengikuti aturan World Bank. Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan dan Bank Dunia akan memimpin proses konstruksi.

Depo-depo BRT Bandung Raya akan dibangun di beberapa lokasi strategis seperti Padalarang, Leuwipanjang, Cicaheum, dan Jatinangor. Sedangkan armada bus direncanakan masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) pada awalnya, meskipun ada dorongan untuk beralih ke energi terbarukan di masa depan.

Harapan Baru untuk Bandung Raya

Dengan proyek BRT Bandung Raya, masyarakat dapat berharap pada sistem transportasi yang lebih nyaman dan modern. Kemacetan yang selama ini menjadi masalah utama di Bandung Raya diharapkan akan berkurang drastis, sementara lingkungan akan diuntungkan dengan potensi transisi menuju armada bus berbasis listrik.

Tahun 2027, Bandung Raya bukan hanya menjadi pusat wisata dan budaya, tetapi juga ikon transportasi modern di Indonesia.

sumber :prfmnews.id

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - INFORMAXI MEDIA
Added Successfully

Type above and press Enter to search.