TSr6TSY9GSY6TfziBUz7GSMpTY==

Slider

Enam Calon Pengganti Yahya Sinwar: Siapa yang Akan Memimpin Hamas Selanjutnya?



 Enam Calon Pengganti Yahya Sinwar: Siapa yang Akan Memimpin Hamas Selanjutnya?

Kematian Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, telah menciptakan kekosongan besar di pucuk pimpinan organisasi tersebut. Israel mengumumkan bahwa Sinwar tewas dalam serangan udara di Gaza Selatan pada 16 Oktober 2024, setelah lebih dari setahun diburu. Pria berusia 61 tahun ini dianggap sebagai arsitek utama serangan besar Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Sekarang, perhatian tertuju pada siapa yang akan mengisi posisi kepemimpinan yang vital ini.

1. Mahmoud Al-Zahar
Mahmoud al-Zahar adalah sosok keras yang tak bisa diabaikan. Sebagai salah satu pendiri Hamas, al-Zahar telah membentuk kerangka ideologi perlawanan Hamas sejak awal. Meski ia selamat dari beberapa upaya pembunuhan, pengaruh al-Zahar di Hamas tetap tak tergoyahkan. Keterlibatannya dalam kemenangan Hamas di Pemilu Palestina 2006 dan sebagai Menteri Luar Negeri pertamanya membuatnya menjadi sosok sentral. Al-Zahar bisa jadi kandidat terkuat untuk melanjutkan kepemimpinan Sinwar.

2. Muhammad Sinwar
Saudara dari Yahya Sinwar, Muhammad Sinwar, telah lama berperan dalam sayap militer Hamas. Pendekatan garis kerasnya, yang sejalan dengan almarhum saudaranya, membuatnya menjadi calon kuat yang bisa membawa Hamas semakin jauh dari meja negosiasi. Meskipun ia jarang tampil di depan publik, pengaruhnya dalam operasi militer Hamas sangat besar.

3. Musa Abu Marzouk
Musa Abu Marzouk merupakan nama lama di kancah politik Hamas. Ia turut mendirikan Hamas dan telah lama terlibat dalam mengelola organisasi dari segi politik maupun finansial. Meski dipenjara di AS pada 1990-an dan dideportasi ke Yordania, Marzouk tetap memegang peran penting di Hamas. Dengan pengalamannya, ia bisa jadi pemimpin yang menyatukan Hamas dalam masa transisi ini.

4. Muhammad Deif
Nama Muhammad Deif adalah legenda dalam lingkaran Hamas. Sebagai komandan Brigade Izz al-Din al-Qassam, Deif menjadi otak di balik operasi militer yang paling canggih. Meski kerap dikabarkan tewas, Deif selalu muncul kembali, menjadikannya sosok misterius namun sangat dihormati. Jika ia masih hidup, kemampuannya dalam strategi militer bisa membuatnya menjadi kandidat kuat.

5. Khalil Al-Hayya
Khalil al-Hayya dikenal sebagai negosiator ulung di Hamas, terutama dalam perjanjian gencatan senjata dengan Israel. Keahliannya dalam diplomasi internasional dan koneksinya dengan Doha dapat membawa Hamas ke jalur yang lebih pragmatis. Jika Hamas ingin mengejar pendekatan yang lebih diplomatis, al-Hayya adalah pilihan yang tepat.

6. Khaled Mashal
Mantan pemimpin Hamas, Khaled Mashal, kembali disebut-sebut setelah kematian Sinwar. Meskipun ia tidak lagi memimpin secara aktif, pengaruhnya belum pudar. Namun, hubungannya yang tegang dengan Iran, terutama setelah ia menentang Bashar al-Assad, menjadi faktor yang bisa memperumit kembalinya Mashal ke posisi puncak. Meski begitu, pengalaman panjangnya dalam memimpin Hamas selama masa-masa sulit menjadikannya kandidat sementara yang layak diperhitungkan.

Kematian Yahya Sinwar membuka babak baru dalam sejarah Hamas, dan siapapun yang terpilih sebagai penggantinya akan menentukan arah masa depan perlawanan kelompok tersebut. Akankah pemimpin baru ini membawa Hamas ke jalur militer yang lebih keras, atau memilih jalur diplomasi? Waktu yang akan menjawab.

sumber : tempo.co

Special Ads
Special Ads
Special Ads
© Copyright - INFORMAXI MEDIA
Added Successfully

Type above and press Enter to search.