Empat tahun telah berlalu sejak wacana besar tentang pembangunan jalur kereta api di Jawa Barat pertama kali menggema. Gagasan ambisius ini dipresentasikan oleh Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, dalam sebuah momen bersejarah—pelantikan rektor ITB pada 2020. Bukan sekadar janji kosong, Ridwan Kamil menyusun proyek besar ini menjadi tulang punggung transformasi transportasi di Jawa Barat, mulai dari reaktivasi jalur mati hingga pengembangan kereta cepat dan LRT.
Jalur-jalur yang Dihidupkan Kembali
Di tengah kilauan mimpi modernisasi, ada upaya merawat warisan masa lalu. Lima jalur kereta yang telah lama tertidur akan dibangunkan kembali, membawa harapan baru bagi mobilitas warga di daerah-daerah tersebut. Bayangkan perjalanan dari Cianjur ke Padalarang atau dari Bandung ke Ciwidey, Sumedang, Cibatu-Garut, hingga Banjar menuju Pangandaran dan Cijulang. Jalur-jalur ini tidak hanya membuka koneksi antarwilayah, tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal yang mungkin telah lama tertinggal.
Membangun Masa Depan: Jalur-jalur Baru
Namun, reaktivasi saja tidak cukup. Jawa Barat siap mengukir jalur baru yang ambisius dan strategis. Pantai Selatan, yang selama ini kurang dilirik dalam pembangunan infrastruktur, akan menjadi fokus utama. Rute Sukabumi – Pelabuhanratu – Rancabuaya – Cijulang akan menghubungkan pesisir yang eksotis dengan kota-kota berkembang. Di Tasikmalaya, koneksi baru menuju Cijulang sedang direncanakan, sementara Ciwidey – Rancabuaya akan menghubungkan destinasi wisata dengan pusat-pusat ekonomi.
Lebih dari itu, wilayah lain seperti Tanjungsari – Kertajati, Patimban Access, dan Kertajati Access akan mendukung jalur-jalur utama, termasuk pembangunan jalur kereta cepat Jakarta – Bandung, yang diharapkan menjadi salah satu pembangkit utama ekonomi daerah.
LRT: Solusi Transportasi Urban
Di kota-kota besar, kemacetan adalah momok yang sulit diatasi. Proyek LRT menjadi jawaban. Dengan jaringan LRT yang direncanakan, mulai dari Karawang ke Purwakarta hingga LRT Bandung Raya dan Ciayumajakuning (menghubungkan Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan), sistem transportasi urban akan mengalir lebih lancar, menjangkau kota-kota kembar dan area perkotaan padat.
Bandara dan Pelabuhan: Menembus Batas Aksesibilitas
Tidak berhenti di rel kereta api, rencana pembangunan ini juga mencakup bandara dan pelabuhan baru. Dengan bandara dan pelabuhan yang lebih modern, aksesibilitas ke berbagai wilayah di Jawa Barat akan semakin mudah, membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Empat tahun berlalu, tetapi apakah proyek ini telah sepenuhnya berjalan sesuai rencana? Seperti halnya semua mega proyek, tantangan pasti muncul. Mulai dari pendanaan, pembebasan lahan, hingga perubahan iklim politik dan ekonomi. Namun, satu hal yang jelas, impian ini bukan sekadar janji kampanye, melainkan cetak biru masa depan Jawa Barat yang lebih maju, lebih terhubung, dan lebih inklusif.
Warga Jawa Barat kini hanya tinggal menunggu, apakah jalur kereta api ini akan menjadi kenyataan yang bisa mereka nikmati dalam waktu dekat, atau akan tetap menjadi wacana yang tertunda hingga beberapa tahun ke depan.
sumber : infomjlk