Netanyahu Usai Umumkan Yahya Sinwar Tewas: Ini Bukan Akhir Perang Gaza
Seolah menandai fase baru dalam konflik Gaza, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, bukanlah tanda berakhirnya perang. Dalam sebuah pernyataan yang penuh keyakinan, Netanyahu menggambarkan peristiwa itu sebagai "awal dari akhir," sebuah babak yang masih jauh dari kesimpulan final dalam konflik panjang ini.
"Ini bukan akhir perang di Gaza. Ini adalah awal dari akhir," ucap Netanyahu dalam kutipan dari Al Jazeera, Jumat (18/10). Meskipun demikian, ia juga menegaskan bahwa perang ini bisa berakhir kapan saja, bahkan dalam waktu dekat, jika Hamas bersedia menyerah dan memulangkan para sandera. Seolah mengulurkan tawaran perdamaian di tengah kekacauan, Netanyahu menyampaikan pesan langsung kepada warga Gaza: "Perang ini dapat berakhir besok. Dapat berakhir jika Hamas meletakkan senjata dan memulangkan para sandera."
Namun, di balik pesan tersebut, tersirat peringatan keras. Netanyahu bersumpah untuk terus memburu siapa saja yang mengangkat senjata melawan Israel. Baginya, perdamaian hanya akan tercapai dengan eliminasi total terhadap mereka yang berani menentang.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, secara resmi mengumumkan kematian Sinwar dalam serangan udara di Gaza, menganggapnya sebagai sosok yang bertanggung jawab atas serangan brutal Hamas pada 7 Oktober 2023. "Pembunuh massal Yahya Sinwar... telah dihabisi hari ini oleh tentara IDF," ujar Katz dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh Reuters.
Namun, hingga saat ini, Hamas belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kabar kematian pemimpin mereka. Di pihak lain, serangkaian serangan udara Israel yang menargetkan sejumlah wilayah di Jalur Gaza pada Kamis (17/10) menjadi panggung bagi serangan yang diklaim menewaskan Sinwar. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyampaikan bahwa meskipun belum ada konfirmasi mutlak, kemungkinan besar Sinwar adalah salah satu dari tiga teroris yang tewas dalam serangan tersebut.
Kematian Sinwar, yang sebelumnya didaulat sebagai pemimpin Hamas menggantikan Ismail Haniyeh, membawa babak baru dalam konflik antara Israel dan Hamas. Sebagai otak dari serangan Hamas pada Oktober lalu, Sinwar dikenal lebih radikal dibanding pendahulunya. Ia merupakan arsitek dari serangan yang memicu gelombang balasan brutal dari Israel, yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa di Jalur Gaza.
Sementara identitas Sinwar masih dalam tahap verifikasi penuh, tewasnya tokoh keras Hamas ini telah membawa bayang-bayang perubahan dalam dinamika konflik. Namun, seperti yang ditegaskan Netanyahu, jalan menuju perdamaian masih panjang, dan perang di Gaza belum menemui akhirnya.
sumber : cnn indonesia