Kontrak Baru, Tantangan Baru: BUMA dan PT Indonesia Pratama Siap Gebrak Industri Tambang Batu Bara
Anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), kembali menunjukkan taji di industri pertambangan batu bara. Melalui kontrak baru dengan PT Indonesia Pratama (IPR)—anak usaha dari raksasa batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN)—BUMA siap menggandeng operasional tambang batu bara thermal di Kecamatan Tabang, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Pada 23 Oktober 2024, CEO BUMA, Indra Dammen Kanoena, mengumumkan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia bahwa amandemen perjanjian dengan IPR telah resmi ditandatangani. Kontrak ini akan berumur panjang—berlaku hingga 2035—dan menjanjikan kerja sama yang masif. Di bawah perjanjian ini, BUMA bertanggung jawab dalam pengangkatan lapisan tanah (overburden removal) dengan target mencapai 1,827 miliar bcm serta produksi batu bara sekitar 465 juta ton selama durasi kontrak.
Indra menekankan bahwa proyek ini bukan sekadar angka besar; peningkatan ini dirancang untuk mendukung kelangsungan operasional perusahaan dan memperkuat arus kas jangka panjang BUMA. Prediksi pendapatan dari proyek ini sungguh menggiurkan, yakni sekitar Rp107,8 triliun, atau setara dengan USD7,8 miliar. Cuan fantastis ini akan memberikan efek signifikan terhadap performa BUMA dan memberikan keuntungan yang besar bagi induk perusahaannya, DOID.
Namun, berita baik ini belum terpantul di lantai bursa. Pada perdagangan Senin siang (28/10/2024), saham DOID justru turun 1,47 persen ke level Rp670. Saham BYAN, perusahaan milik taipan Low Tuck Kwong, juga mengalami penurunan 1,17 persen ke level Rp16.900. Penurunan saham ini mungkin menjadi tanda bahwa pasar masih menunggu dampak nyata dari kontrak baru ini atau bereaksi pada fluktuasi harian.
Kontrak baru ini adalah sebuah langkah besar dan tantangan sekaligus untuk BUMA, yang kini bertaruh pada masa depan pertambangan Indonesia yang semakin diguncang perubahan global di sektor energi. Satu yang pasti, kolaborasi dengan IPR ini menjadi momentum bagi BUMA untuk semakin memperkuat dominasi di industri pertambangan.
sumber:idx_channel