200 Aplikasi Berbahaya di Google Play Terungkap, Total Capai 8 Juta Unduhan!
Dalam setahun terakhir, lebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play Store dengan total unduhan mencapai angka mengejutkan, delapan juta kali. Fakta ini diungkapkan dalam laporan terbaru dari tim peneliti ancaman siber di Zscaler, yang menganalisa data dari Juni 2023 hingga April 2024. Meskipun Google Play Store sudah menerapkan berbagai mekanisme keamanan, para penjahat siber masih menemukan cara untuk menyusupkan aplikasi berbahaya ke perangkat pengguna.
Varian Malware yang Mengintai di Balik Layar
Penelitian Zscaler mengungkapkan beberapa jenis malware yang paling sering ditemukan di Google Play Store, antara lain:
- Joker (73,3 persen): Trojan yang terkenal dengan kemampuannya mencuri data SMS, kontak, dan data perangkat.
- Facestealer (14,7 persen): Malware ini mencuri kredensial Facebook pengguna melalui formulir phising yang terlihat seperti aplikasi media sosial asli.
- Coper (3,7 persen): Malware yang mampu mencuri informasi, mencegat SMS, serta melakukan keylogging dan overlay phishing.
- Harly (1,4 persen): Trojan ini memaksa pengguna berlangganan layanan premium tanpa sepengetahuan mereka.
- Anatsa (0,9 persen): Trojan perbankan yang menargetkan lebih dari 650 aplikasi bank di seluruh dunia.
Pada Mei 2024, Zscaler kembali memperingatkan adanya lebih dari 90 aplikasi berbahaya yang diunduh 5,5 juta kali di Google Play. Meskipun Google terus memperbarui keamanan, para penjahat siber tetap menemukan celah dengan teknik seperti ‘versioning’—mengirimkan malware melalui pembaruan aplikasi atau server yang mereka kendalikan.
Bagaimana Menghindari Risiko dari Aplikasi Berbahaya?
- 12 Tanda Tubuh Kamu Memberikan Sinyal untuk Mulai Diet!
- Indikator Suram PMI: Sektor Manufaktur Indonesia Kembali Merosot di Oktober 2024
- Erick Thohir Pasang Target Tinggi: Dividen BUMN Tembus Rp90 Triliun di 2025!
- Indonesia-Jepang Tingkatkan Kerja Sama di Masa Pemerintahan Prabowo, Fokus pada Program Makanan Bergizi Gratis
- Target Divestasi 10 Persen Saham Freeport, Pemerintah Siap Kuasai 61 Persen Saham
Untuk mencegah risiko dari aplikasi berbahaya di Google Play, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pengguna:
- Baca Ulasan: Sebelum mengunduh aplikasi, pastikan untuk membaca ulasan dari pengguna lain.
- Periksa Izin Aplikasi: Hindari aplikasi yang meminta izin tidak sesuai dengan fungsinya, seperti aplikasi kalkulator yang meminta akses ke SMS.
- Selalu Perbarui Perangkat Lunak: Memastikan perangkat menggunakan sistem operasi terbaru membantu meningkatkan keamanan.
Menghindari Masalah dengan Aplikasi Transfer Data
Di sisi lain, Google juga memperbarui aplikasi yang mempermudah pengguna untuk berpindah dari iOS ke Android. Aplikasi ini sebelumnya dikenal dengan nama Switch to Android dan kini mendapat penyegaran menjadi Android Switch. Pembaruan ini ditemukan melalui APK teardown dari Data Transfer Tool, yang sudah ada di perangkat Android modern.
Proses Transfer yang Cepat dan Aman
Android Switch memungkinkan pengguna untuk memindahkan kontak, pesan, foto, video, hingga kalender dari iOS ke Android dengan mudah. Aplikasi ini menggunakan tautan yang dapat diakses dari browser Safari untuk memulai proses transfer. Pembaruan ini menghadirkan tampilan lebih modern dengan desain Material 3 Google yang lebih bersahabat.
Meski begitu, proses transfer data tetap sama dengan versi sebelumnya. Perbedaannya terletak pada antarmuka yang lebih segar dan penambahan fitur-fitur yang belum diungkapkan. Dengan aplikasi Android Switch ini, Google berharap dapat mempermudah perpindahan pengguna iPhone ke perangkat Android, terutama Pixel terbaru yang hadir dengan desain modern dan clean.
Google sendiri belum memberikan pengumuman resmi mengenai perubahan ini. Namun, dengan fitur-fitur baru dan antarmuka yang lebih user-friendly, Android Switch diharapkan bisa dirilis dalam waktu dekat, menjadi solusi bagi pengguna iPhone yang ingin mencoba sensasi perangkat Android.